
Risa Saraswati ialah
seorang penulis novel Danur dan Maddah yang November 2012 kemarin rilis, novel
keduanya Risa itu bersamaan dengan rilis album kedua Sarasvati. Awalnya dia
tergabung dengan group band yang bernama Homogenic sebagai vokalis. Sukses dengan
novel pertamanya danur kini Risa merilis novel kedua nya yang berjudul
Maddah. Sebelum bicara tentang karya Risa, kita bahas dulu tentang
pribadi Risa yang mempunyai kelebihan bisa melihat mahluk tak kasat
mata (Astral). Yup Risa ini emang anak Indigo, yang kadang muncul di acara
‘Mister tukul jalan-jalan’ tapi pernah Risa diundang di acara ‘Bukan empat
mata’ yang waktu itu bertemakan ‘I am Spesial’ kalo ngga salah itu tayang nya
pas malem tahun baru 2012 kemarin.
Risa Saraswati, lahir di Bandung 24 Februari
1985. Sejak kecil, anak pertama dari dua bersaudara ini sudah memperlihatkan
gelagat aneh; kerap kali berbicara sendirian seolah sedang berbicara dengan
manusia meski yang sedang dihadapinya adalah sebuah tembok. Beliau mendapatkan
kelebihan itu sejak duduk di kelas 5 SD . dan sejak saat itu mulai lah
kehidupannya sangat sangat autis .dan sejak saat itu mulai lah dia sering
berkomunikasi dengan makhluk makhluk asing. Besar di Bandung namun banyak
menghabiskan masa kecilnya di beberapa kota kecil di Jawa Barat di antaranya
Kuningan, Ciamis, dan Subang. Dia berhasil mendapatkan gelar sarjana Teknik
Sipilnya di sebuah Universitas Swasta di kota Bandung. Risa kini bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Karawang.

Menekuni bidang tarik
suara sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan mulai serius menekuni
musik sejak lulus Sekolah Menengah Atas. Tergabung dalam sebuah band selama 7
tahun, pada akhirnya melepaskan diri dan mencoba menulis lagu dan membentuk
project solo dengan nama 'Sarasvati'. Menyukai karya-karya Enid Blyton sejak
kecil dan beralih pada karya-karya R.L Stine saat remaja. Kesukaannya membaca
buku membawanya pada kebiasaan menulis. Berawal dari menulis diary, menulis
kisah sahabat, hingga akhirnya menulis kisah-kisah di balik lagu-lagu yang
ditulisnya dalam sebuah blog. Hobi baru ini yang membawa keberuntungan hingga
akhirnya muncul kesempatan untuk menulis lebih serius dalam sebuah karya dalam
bentuk buku. Sarasvati yang aku tau digawangi oleh Risa saraswati sebagai
vokalis. Egi Anggara menjadi gitaris. Ferry Nurhayat keyboardis dan composer.
Yura sebagai pianis.

Oke,sekarang
kita bahas tentang ‘Danur’. Danur berkisah tentang pengalaman mistis
seorang Risa semasa kecil. Risa memang telah memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata semenjak ia belia. Kemampuannya itu
membawa ia untuk berkenalan dengan makhluk bernama Peter. Sosok anak laki-laki
yang berasal dari masa penjajahan Belanda di bumi Indonesia.
Pertemanan Risa
dengan Peter membawanya bertemu dengan makhluk-makhluk lain, sosok yang tak
jauh berbeda dengan Peter. William, Janshen, Hans, dan Hendrick. Dan Risa kecil
pun memiliki lima sosok teman yang tak biasa.
Selain bercerita tentang kisah perteman Risa dan kelima temannya. Buku ini berisi pula kisah-kisah dari mereka yang telah tiada. Kisah dari sosok dimana mereka masih menjadi manusia.
Selain bercerita tentang kisah perteman Risa dan kelima temannya. Buku ini berisi pula kisah-kisah dari mereka yang telah tiada. Kisah dari sosok dimana mereka masih menjadi manusia.
” jangan heran jika mendapatiku sedang berbicara
sendirian atau tertawa tanpa seorang pun terlihat sedang bersamaku. Saat itu,
mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.
kalian mungkin tak melihatnya… wajar. Mereka memang
tak kasat mata dan sering disebut… hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa-hiwa
penasaran atas kehidupan yang dianggap mereka tak adil.”
Setelah
rilis novel Danur, setahun kemudian Risa merilis novel kedua nya yang
berjudul Maddah yang berarti perpanjangan. Novel ini rilis bersamaan dengan
album kedua Sarasvati. Danur Masih berisi tentang kisah pertemannya dengan
kelima makhluk tak kasat mata yang sedari kecil telah berteman dengannya. Maddah
juga menceritakan teman-teman barunya yang antara lain Norah, Norma, dan Marianne. Disini menceritakan bahwa persahabatan, percintaan, dan pendidikan
juga terjadi di dunia astral.
setelah sekian tahun
tak ada komunikasi diantara Risa dan teman-temannya, menjadikan banyak kisah
yang tak dapat mereka lalui bersama. Dan dalam buku inilah Risa dan
teman-temannya saling bertukar pengalaman dan cerita.
Sama seperti Danur,
di dalam buku ini juga terdapat beberapa kisah lain yang Risa suguhkan.
” Takdir telah mempertemukan kami, seorang manusia
biasa dengan lima anak kecil yang pernah menjadi manusia. Menjalin hubungan
lebih dari sekedar persahabatan. Darah kami berbeda, jasad kami berbeda,
langkah kami tak sama, namun sebuah benang telah mengikat hati kami menjadi tak
terpisahkan.
Aku merasa
persahabatan aneh antara aku dengan mereka ini menjadi kian rumit. Terlalu
banyak perasaan yang terlibat di dalamnya. Seharusnya, aku tak perlu mengurusi
hal seperti ini, karena masih banyak masalah realistis yang perlu kuselesaikan.
Ingin rasanya berani bicara, ” Tempat kalian bukan disini, pulanglah ke tempat
yang seharusnya, di mana pun itu.” Tapi , aku tak tahu harus menjawab apa jika
mereka bertanya ” Kami harus pulang ke mana?”.
Cekidottt kita beralih
ke lirik lirik dari Risa Saraswati yang
bikin merindinggsss. . .
Story Of Petter
Sad eyed boy in his silly pants
Sometimes his there
Sometimes he hides
Pale fair skin and his tiny hands
Waving from distance in Black and White
Nobody sees him when his around
But his besides me whenever Im down
Run about and play around my silky dress
Now I could never forget his face
(Peter talking)
I dont know who you are
And I Dont know where your from
Give me your hands
Lets find a light
Leave all this behind
And forget the world
So the silly Peter disappear
Now his nowhere to be seen
His not those shades that I fear
And many things remind me of them
Sometimes his there
Sometimes he hides
Pale fair skin and his tiny hands
Waving from distance in Black and White
Nobody sees him when his around
But his besides me whenever Im down
Run about and play around my silky dress
Now I could never forget his face
(Peter talking)
I dont know who you are
And I Dont know where your from
Give me your hands
Lets find a light
Leave all this behind
And forget the world
So the silly Peter disappear
Now his nowhere to be seen
His not those shades that I fear
And many things remind me of them
“Story of Peter” menceritakan "sosok" anak
kecil Belanda umur delapan tahun, yang meninggal karena di bunuh oleh tentara
Nipon di Indonesia. Singkat cerita, Peter dan "keluarganya" kemudian
bertemu, berproses, dan sampai akhirnya bersahabat dengan Risa. Rupanya pertemanan
dengan Peter sangat berkesan bagi Risa, sampai-sampai Risa membuatkan sebuah
lagu untuk Peter.
Salah satunya lagi lagu yang berjudul Bilur yang berarti bengkak kemerah-merahan. tapi teh risa menyampurkan kata Bilur dalam arti sebagai Luka dalam Hati.lagu ini cukup buat merinding, apalagi baru denger awalnya. Dalam lagu ini lirik bahasa sundanya itu lirik pemberian dari seseorang yang diceritakan tersebut. Daaan ini dia lirik dari Bilur..
Salah satunya lagi lagu yang berjudul Bilur yang berarti bengkak kemerah-merahan. tapi teh risa menyampurkan kata Bilur dalam arti sebagai Luka dalam Hati.lagu ini cukup buat merinding, apalagi baru denger awalnya. Dalam lagu ini lirik bahasa sundanya itu lirik pemberian dari seseorang yang diceritakan tersebut. Daaan ini dia lirik dari Bilur..
Selendang bersulam sutra, biduri lembayung jingga
Saksi mati tuk bersaksi, gelimang pesona diri
Belia usia dulu, ruap cinta tlah menggebu
Samar kulihat dunia tak sadar semua fana
Sekilas lihatlah mega, anugerah tiada tara
Ini tak adil untukku, halimun hitam merasuk
Ceracau getir ibunda, gemertak sengap hatinya
Firasat tak penah salah hanya kuberbuat Ulah
Semerbak dupa iringi kumelangkah
Cungkupku hanya tanah
Bilur hati merambah
Akan datangkah bagiku Kesempatan
Bila tak ada titian
Diri yang rupawan
Bila tak ada titian Jalan yang Rupawan
Duh, teungteuingeun... tuntung lengkah... geuning... bet peurih..
Saksi mati tuk bersaksi, gelimang pesona diri
Belia usia dulu, ruap cinta tlah menggebu
Samar kulihat dunia tak sadar semua fana
Sekilas lihatlah mega, anugerah tiada tara
Ini tak adil untukku, halimun hitam merasuk
Ceracau getir ibunda, gemertak sengap hatinya
Firasat tak penah salah hanya kuberbuat Ulah
Semerbak dupa iringi kumelangkah
Cungkupku hanya tanah
Bilur hati merambah
Akan datangkah bagiku Kesempatan
Bila tak ada titian
Diri yang rupawan
Bila tak ada titian Jalan yang Rupawan
Duh, teungteuingeun... tuntung lengkah... geuning... bet peurih..
Lagu “Bilur” ini ternyata berkisah tentang
penyesalan dan pilu yang dirasakan Mae, seorang penyanyi lagu tradisional yang
cantik dan tenar di masa mudanya dulu. Dia senang menggunakan selendang dan
biduri (batu permata) pada saat menyanyi diatas panggung. Namun semua berubah
tatkala Mae memilih menikah dengan pria yang tidak disetujui ibunya. Saat itu
sang ibu sangat menentang keputusan Mae, tapi apa yang menjadi firasat ibunya
tidak ia hiraukan. Demi cinta, Mae menentang sang ibu dan memutuskan tetap
menikah.
“ceracau
getir ibunda, gemertak sengap hatinya..firasat tak pernah salah, hanya ku
berbuat ulah.."
Akan tetapi entah apa
yang terjadi, saat Mae tengah mengandung, ia meninggal beserta janin dalam
perutnya. Mae pergi...membawa penyesalan karna tak menuruti firasat ibunya
untuk tidak menikah dengan lelaki yang ternyata telah lebih dulu beristri. Mae
pergi membawa kedukaan dan pilu atas akhir kisah hidupnya yang ternyata
menderita, tak seperti masa mudanya yang bergelimang pesona ketenaran.
Semerbak dupa iringi
ku melangkah
Cungkupku hanya tanah
Bilur hati merambah
Kepergian Mae memang
sangat tiba-tiba, tidak ada yang menyangka apalagi saat itu dia tengah
mengandung 8 bulan. Kejadian demi kejadian terungkap setelah dia dan janin yang
ada di perutnya dikubur bersama. Sampai suatu ketika, rohnya merasuki raga
seseorang dan memberikan sebuah lirik yang berisi kisah hidupnya kepada seorang
teman semasa hidup yang notabene adalah seorang pencipta lagu. Liriknya
berbahasa Sunda, inti dari lagunya sendiri berisi tentang rasa sakit yang tak
pernah hilang walau dibawa ke liang lahat dan permohonan maafnya kepada ibu
saudara dan teman-teman yang pernah mengenalnya semasa hidup.
Bagian paling saya
nantikan tiap kali mendengar Bilur adalah lirik bahasa Sunda nya. Seluruh pilu
seakan bermuara di sana. Dan siapa sangka, lirik berbahasa Sunda dalam
lagu Bilur ini konon “diberikan langsung” oleh almarhum Mae. Saat ambu Ida
(sinden) diminta untuk menuliskan bagian lirik berbahasa Sunda, beliau
mengalami kesulitan. Tapi kemudian Mae “datang" dan memberikan lirik
tersebut.. Meski sulit dicerna akal sehat, namun hal ini terasa begitu mengiris.
Selain lagu Story of Petter dan
Bilur ada juga Mirror dan Ivanna . Pada
lagu “Mirror”, Sarasvati berkolaborasi dengan Cholil Mahmud, sang vokalis
sekaligus gitaris dari Efek Rumah Kaca. Merdu nada piano menjadi pembuka di
lagu ini. Lagu ini menceritakan sepasang kekasih yang akan menikah tapi mereka
meninggal bersama sehari sebelum pernikahan mereka. Sedangkan lagu
“Ivanna” ini menceritakan tentang hantu belanda bernama Ivanna. Lagu yang
dibuat dengan musik opera ini menambah irama mistis yang menggambarkan
kesedihan Ivanna. Nggak cukup dengan itu, suara jeritan dan kotak musik di lagu
ini menambah suasana horor yang amat sangat bikin
merindingsss ....!!
Cekidawww
lyric dari Mirror dan Ivanna
Mirror
Others may say you
are blessed
When you live with a
saint
No need to feel
depressed
I will not faint
You are my serenity
Around pitchy voices
You are my clarity
Through dark places
Perfect dreams that we had made, in the cold it stand
Undivided that's we
are never to find end
Real visions sad but
true rising in my eyes
Wide awake to face
the truth make me realize
The world no longer our hopes are falling apart
Bitter sweet wounds
of yours are becoming an ar
tEverythings going
wrong when reality bites my heart
It's the most
carelessly part
Burried secrets revealed promise turning to break
Are reflections are
sealed sorrow living as a freak
Everythings going
right when all fantasies change my heart
It's the most
delightful part
This is what I called a cursed
This is what I called
a bliss
Think that I live in prison
Think that we live in
heaven
Never wonder if this true
Always wonder if this
true
I'm Delusional for sure
No you are my
certainty
Ivanna
Sendiri dalam murung
Dunia terhalang terpuruk
Dunia lirih menyesak
Sandiwara tanpa jejak
Amarah menguasai
Diri yang lugu mengabdi
Meredam keraguan
Tak ada lagi tujuan
Akan ada yang sisi yang tlah meronta
Dinda membakar diri yang tersesat
Ucap menyeruak di dalam kalbu
Gelap menghantui hati yang beku
Ivanna Ivanna Ivanna Ivanna
Huu...Ivanna
Ivanna Ivanna Ivanna Ivanna
Huuuu...Ivanna....
Album
Mirror dirilis bareng dengan peluncuran bukunya yang berjudul “Maddah”. Beberapa
cerita yang terdapat dalam buku ini bisa ditemui dalam album Mirror. karena
kisah-kisah yang ditulis Risa dalam “Maddah” adalah inspirasi dari penciptaan
lagu-lagu di album terbaru Sarasvati, Mirror. Pada album pertamanya yaitu Story
of Peter juga dirilis bareng dengan buku yang berjudul “Danur”.
Maddah dan Mirror adalah satu kesatuan yang
saling melengkapi, keduanya terpisah namun membentuk satu keutuhan. Membaca
Maddah, sembari mendengarkan Mirror, atau menikmati musik Mirror sambil mencari
tahu kisah-kisah lebih detailnya di dalam Maddah, demikianlah harapan Risa
Saraswati dan Sarasvati kepada para penikmat buku dan penikmat musik. Melalui
Maddah dan Mirror, pembaca dan penikmat musik akan diajak untuk menyelami
kisah-kisah Risa Saraswati dan pengalaman musikal ala Sarasvati.